Refleks aku menyentuh sisi tempatmu biasa tidur, dan melihat jam... 05.45 waktu Singapura. Hari Sabtu pagi... masih terlalu pagi untuk bangun, bahkan matahari pun belum terbit. Disini segala sesuatu lebih lambat 1 jam dibandingkan Jakarta.
Tapi kamu sudah bangun, sholat subuh dan berdzikir.
Ada saat-saat dimana aku menemani kamu sholat, walaupun hanya duduk diam tak bersuara... tapi aku tahu ketika setetes air matamu jatuh di atas sajadah yang kamu beli ketika ber-haji... dan aku pun ikut bersujud ketika aku melihatmu bersujud lama sekali meminta ampun kepada Tuhan... Ada saat saat ketika kesulitan datang dan masalah silih berganti, aku melihatmu bersimpuh memejamkan mata sambil memegang erat buku doamu.
Setiap kali melihatmu sholat dan berdzikir, aku merasa aman... aku merasa hatiku penuh... aku merasa iman dan keyakinanku semakin kuat... Aku selalu percaya kekuatan sholat dan dzikir, seperti aku percaya kekuatan doa dan novena atau rosario. Aku selalu percaya Tuhan akan melihat disaat kamu bersujud dan aku berlutut memohon ampun. Aku selalu percaya bahwa kita berdua adalah sama, bukan berbeda seperti kebanyakkan orang bilang.
06.25 waktu Singapura. Kamu masih berdzikir dan aku masih terpekur di tempat tidur. Tanpa aku sadari mataku basah... "Ya Tuhan, Engkau Maha Besar Maha Mengetahui... aku mohon kabulkanlah doa-doanya".
Allahu Akbar.
Untuk mas Ade... untuk dzikir yang mengalun indah, yang aku tahu bukan hanya karena merdu suaramu tapi karena engkau berdzikir sepenuh hati segenap jiwa.